Skip to main content

Dolly Salim, Orang Pertama yang Menyanyikan "Indonesia Raya"


Tepuk tangan membahana usai Wage Rudolf Soepratman memainkan instrumen lagu "Indonesia Raya" ciptaannya dengan gesekan biola yang memesona. Di akhir acara Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya 106, Batavia, tembang monumental yang kelak menjadi lagu kebangsaan Indonesia itu diperkenalkan.

Hadirin belum puas. Sebagian besar peserta kongres yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda itu meminta agar lagu tersebut diperdengarkan lagi, namun kali ini dengan lirik alias dinyanyikan.

Lantaran desakan hadirin, akhirnya disepakati bahwa lagu "Indonesia Raya" akan dinyanyikan dengan sedikit perubahan lirik. Seorang gadis remaja yang turut serta dalam kongres itu didapuk untuk melantunkannya. Ia adalah Dolly Salim.

Ternyata Putri Haji Agus Salim

Nama depannya agak beraroma kebarat-baratan, Theodora Atia. Siapa sangka, gadis cerdas ini ternyata adalah putri seorang tokoh intelektual Muslim terkemuka. Ia adalah anak pertama Haji Agus Salim, sang dedengkot pergerakan nasional, mantan anggota Volksraad (dewan rakyat), juga petinggi Sarekat Islam (SI) paling kesohor bersama H.O.S. Tjokroaminoto.

Menurut catatan Mukayat dalam Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya (1985: 15), Thedora, atau yang akrab dipanggil Dolly, lahir pada 26 Juli 1913. Dolly tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Tapi, ia memang pintar dan kualitas intelektualnya tak perlu dipertanyakan. Tokoh bangsa macam Mohammad Roem saja pernah dibikin takjub oleh Dolly, bahkan saat ia masih bocah.

Roem, yang kelak menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri RI dan pernah beberapa kali menjadi menteri, memang sering bertandang ke kediaman Agus Salim pada dekade kedua abad ke-20. “Dolly, anaknya yang pertama,” kisah Roem seperti dikutip dari Tempo, Volume 12 (1982: 77), “sudah menghafal beberapa sajak Belanda dalam usia belasan.”

Dolly dan adiknya, Jusuf Tewfik Salim alias Totok, pernah membuat Roem geleng-geleng kepala saking kagumnya. Dua bocah itu mampu meladeni Roem saat berdebat tentang pengetahuan yang diajarkan di sekolah tingkat atas. Padahal, umur mereka saat itu masih sangat belia.

Dalam buku 100 Tahun Haji Agus Salim (1996: 182) disebutkan, di usia 6, Dolly bahkan sudah menggemari bacaan-bacaan untuk anak remaja, semisal kisah detektif Nick Carter atau Lord Lister. Sementara Totok sudah membaca habis epos Mahabarata dalam buku berbahasa Belanda pada umur 10.

Agus Salim mendidik anak-anaknya sendiri, di rumah. Ia menganggap pendidikan kolonial sebagai “jalan berlumpur” sehingga ia tidak mau anak-anaknya ikut tercebur di dalamnya, kendati ia sendiri pernah menjadi lulusan terbaik Hogere Buger School (HBS) se-Hindia Belanda.

Maka, Dolly dan ke-5 adiknya, memperoleh transfer ilmu dari ayahnya melalui konsep homeschooling atau sekolah rumah. Hanya si bungsu Abdur Rachman Ciddiq yang sempat merasakan bangku sekolah formal ketika era kolonial Belanda di Indonesia telah usai.

Pelantun Perdana Indonesia Raya

Dolly sama sekali tidak menyangka dirinya yang diminta untuk menyanyikan "Indonesia Raya" di akhir acara Kongres Pemuda II tersebut. Saat itu, umurnya baru 15, postur badannya pun masih mungil.

“Saya tak mengerti kok pilihan itu tiba-tiba jatuh ke diri saya. Mungkin karena saya kebetulan duduk di barisan terdepan. Karena tidak ada panggung, saya diberdirikan di atas kursi supaya terlihat oleh seluruh hadirin,” sebut Dolly dalam Majalah Tiara, No. 03, Oktober 1982, seperti dikutip dari Historia.

Kendati datang ke kongres yang dihadiri perwakilan pemuda/pemudi dari hampir seluruh daerah itu untuk mewakili Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij), namun Dolly bukanlah peserta karena umurnya yang belum cukup.


Dalam Garis Rasial, Garis Usang: Liku-liku Pembauran (1983), Yunus Yahya mengisahkan, kehadiran Dolly memang memukau hadirin yang berada di ruangan kongres. Saat W.R. Soepratman menggesek dawai-dawai biola melantunkan "Indonesia Raya", Dolly turut unjuk gigi dengan iringan pianonya (hlm. 209).

Barangkali karena itu pula para peserta kongres sontak menunjuk Dolly untuk membawakan kidung sakral tersebut, selain, menurut alasan Dolly, ia kebetulan duduk di barisan terdepan.

Sri Sutjiatiningsih dalam Soegondo Djojopoespito: Hasil Karya dan Pengabdiannya (1999), mengungkapkan bahwa pada awalnya memang tidak ada rencana untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam kongres tersebut (hlm. 30). Lirik lagunya sengaja disimpan karena memuat materi yang berpotensi menimbulkan perkara dengan pemerintah kolonial.

Dengan sedikit penyesuaian lirik, yakni menghilangkan kata “merdeka” dan menggantinya dengan kata “mulia”, untuk pertama kalinya dalam sejarah, lagu "Indonesia Raya" dilantunkan pada 28 Oktober 1928 itu.

Lengkap sudah Sumpah Pemuda: Berbangsa satu, bertanah air satu, berbahasa satu, juga berlagu kebangsaan satu "Indonesia Raya".

Momen ini tentunya sangat berkesan bagi Dolly. Ia pun dengan mantap mengabdikan diri untuk turut bersama-sama berjuang mewujudkan kemerdekaan, dengan berkecimpung di kancah pergerakan nasional. Dolly kemudian aktif di Pergerakan Penyadar, organisasi yang dibentuk ayahnya selepas hengkang dari Sarekat Islam.

Dolly menikah dengan tokoh pendidikan nasional, Soedjono Hardjosoediro, di Yogyakarta pada 1932. Dari pernikahan ini ia dikaruniai empat orang anak. Kendati tidak pernah bersekolah formal di masa kolonial, ia justru menjadi salah satu perempuan terkemuka di ranah pendidikan. Dolly adalah anggota Persahi (Persatuan Sarjana Hukum Indonesia) dan Women’s International Club.

Pada 24 Juli 1990, tepat hari ini 28 tahun silam, Dolly Salim sang pelantun lagu "Indonesia Raya" pertama meninggal dunia di Jakarta pada usia 76.



Comments

Popular posts from this blog

Ada Suku Dayak, Inilah 7 Suku di Dunia yang Terkenal dengan Wanita Cantiknya

Suku merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di daerah tertentu. Hal ini ditandai dengan adanya kebiasaan dan praktik hidup yang hanya ada pada kelompok masyarakat itu. Misalnya pada segi adat, budaya, kebiasaan. Diketahui suku-suku yang ada di dunia memiliki keunikan tersendiri. Satu di antaranya beberapa suku yang terkenal akan wanita cantiknya. Wanita yang ada pada suku-suku ini bahkan bisa mengalahkan kecantikan wanita yang ada di kota-kota besar. Mari kita melihat beberapa kecantikan wanita yang ada pada suku-suku yang tersebar di dunia. 7. Suku Uighur  Suku Uighur adalah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah. Mereka berbicara dengan bahasa Uighur dan memeluk agama Islam. Selain Republik Rakyat Tiongkok, populasi suku ini juga tersebar di Kazakhstan, Kyrgystan, dan Uzbekistan. 6. Suku Maori  Suku Maori adalah asli orang Polinesia dari Selandia Baru. Māori berasal dari para p...

Video Semburan Misterius di Laut Banten Viral

SERANG- Sebuah video yang menunjukkan semburan dari dasar laut di wilayah perairan Banten beredar di media sosial facebook. Video tersebut mendadak viral dan menuai perdebatan ihwal penyebab bagaimana semburan itu bisa sampai muncul di laut lepas. Hal ini kemudian menjadi bahan perbincangan warganet. Penyebab semburan misterius di laut Banten itu pun akhirnya terjawab. Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bojonegara, Kant Dicky mengungkapkan, titik semburan terletak di pintu masuk Pelabuhan Bojonegara. Pengamanan pun langsung dilakukan guna mencegah terjadinya kebakaran. Sementara, Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan bahwa semburan berasal dari kebocoran pipa gas milik PT CNOOC di Perairan Bojonegara, Banten. belum diketahui persis penyebab bocornya pipa gas. Namun, diduga kuat akibat benturan jangkar kapal besar. Terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Djoko Siswanto mengaku baru mendengar kejadian tersebut. Namun, dirinya sud...

Lengkapi Lirik Lagu `Pelangi`, Jawaban Siswa Bikin Ngakak

Tak bisa dipungkiri, anak-anak di tahun 90 hingga awal tahun 2000an pernah bahagia dan begitu terhibur dengan lagu-lagu sederhana yang mendidik. Namun kini, dunia musik seperti kehilangan sosok para penyanyi cilik. Lagu anak-anak dalam negeri sendiri pun sudah jarang alias hampir enggak bisa ditemukan. Imbasnya, anak-anak zaman now kurang mendapat 'asupan' lagu untuk seumuran mereka. Anak-anak lebih hafal dan senang menyanyikan lagu-lagu cinta dan lagu orang dewasa, duh. Belum lama ini seorang warganet memposting foto kertas ujian seni milik sang adik. Dalam kertas ujian itu terdapat soal melengkapi lirik lagu Pelangi yang diciptakan A.T. Mahmud. Kalian pasti tahu kan lagu legendaris ini. Awalnya ia melakukan dengan baik, namun… Awalnya ia melakukan dengan baik " Pelangi pelangi Alangkah indahmu Merah kuning hijau Di langit yang biru Pelukismu agung siapa gerangan" Namun yang bikin ngakak adalah penutupnya. " Pe...