Jakarta, IDN Times – Seorang atlet paralayang harus meregang nyawa saat sedang melakukan latihan terbang di Gunung Banyak, kota Batu. Cherly Aurelia, gadis asal Jatikebong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang ini meninggal karena terjatuh.
Usai melakukan take off, Cherly jatuh di perbukitan yang ada di Kawasan Songgoriti. Padahal Cherly sendiri merupakan seorang atlet yang telah memiliki lisensi PL 1 Novice Pilot. Lisensi tersebut dikeluarkan oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Saat korban melakukan latihan tersebut, lisensi yang dimilikinya pun masih berlaku. Insiden tersebut terjadi saat Cherly melakukan latihan pada pukul 07.30 WIB.
1. Korban telah diizinkan terbang mandiri
Dalam insiden tersebut, Cherly memang berlatih dengan terbang seorang diri. Ketua Paralayang Jawa Timur, Arif Eko Wahyudi mengatakan bahwa Cherly diperbolehkan untuk melakukan terbang secara mandiri.
2. Ibu korban tak kuasa menahan duka
Mendengar bahwa putrinya meninggal, Ibu Siti Umaiyah pun tidak bisa membendung tangisnya. Cherly merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pihak keluarga sendiri tidak menginginkan adanya visum dalam, sehingga para dokter hanya melakukan visum luar.
3. Hobi paralayang sejak kecil
Cherly sendiri sejak kecil sudah menyukai oleharaga paralayang. Padahal di keluarganya sendiri tidak ada anggota keluarga yang memiliki hobi seperti dengannya.
4. Insiden kecelakaan, standar keamanan yang perlu dipertanyakan
Humas Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI), Tagor Siagian mengatakan dalam olahraga paralayang ada sejumlah standar keselamatan yang perlu diperiksa. Seperti Safety Officer (SO) yang telah diperiksa langsung, memeriksa apakah SO terpasang dengan sempurna atau tidak hingga memastikan kesehatan atlet yang akan terbang.
“Untuk insiden tersebut, perlu ditanyakah langsung kepada SO yang bersangkutan yang ada di TKP,” ujarnya saat dihubungi IDN Times.
Comments
Post a Comment