Pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyatakan, aktivitas Gunung Agung di Karangasem, Bali. hingga saat ini belum stabil atau mengalami fluktuatif. Status Gunung Agung masih berada di level III atau siaga.
"Gunung Agung secara karakteristik tidak bisa dipastikan. Saat turun, satu kali turun langsung turun, Bisa naik lagi bisa turun lagi. Mengapa kita pasang satus siaga karena lebih dekat ke awas daripada normal," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana kepada kumparan, Jumat (29/6).
"Aktifitas Gunung Agung masih tinggi tapi yang tidak terus-terusan tinggi, ada fluktuasi (naik-turun)," tegasnya.
Meski demikian aktifitas Gunung Agung dilaporkan menurun pagi ini, Jumat (29/6). Hal ini disebabkan karena amplitudo tremor mengalami penurunan secara signifikan sejak Kamis (27/6) malam.
"Amplitudo tremor sudah menurun. Menurun lumayan drastis, sekarang 2 mm. Kemarin kan sampai 10 mm," terangnya.
Sejauh ini, pihak PVMBG masih akan terus memantau pergerakan lava yang mulai keluar sejak erupsi Rabu (27/6) malam. Pemantauan menggunakan satelit tersebut sempat mengalami kendala. Sebab, kondisi puncak Gunung Agung saat ini tertutup kabut.
"Dari kemarin ada erupsi efusif lava ke kawah, dinamika ini bagian atau fase erupsinya Gunung Agung. Untuk volume lava di kawah sudah ada, maka kelihatan pijar kemerahan. Tapi belum bisa dipastikan jumlahnya, belum kelihatan oleh satelit karena tertutup kabut," katanya.
Devy mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Agung untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Pihak PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak berada di sekitar Gunung Agung dengan radius 4 kilometer.
"Itu (mengungsi) pilihan masyarakat. Rekomendasi kami tetap sama, intinya masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilometer," tandas Devy.
Comments
Post a Comment